Hai pembaca setia blogku. terimakasih sudah berkunjung kembali. Kali ini aku ingin menuliskan cerpen bersambung. Isinya fiksi jadi jangan pernah baper membacanya. Ini adalah bagian dari khayalanku semata, tidak kurang tidak lebih. Selamat menikmati tulisanku ini. Saran dan masukan yang membangun sangat diterima, apalagi kalau kamu mau mensharing tulisan ini. Enjoy your reading!
***
Malam
ini aku ingin bercerita panjang lebar, tentang seseorang yang sekarang aku beri
gelar ia “dove”. Kenapa dengan Dove? Aku tahu artinya burung merpati tapi bukan
itu, aku anggap dia sebuah simbol “kedamaian”. Dan ini sudah tahun keempat, aku
tidak pernah menemuinya lagi.
Pertemuan
itu awal segalanya, segala jenis pelajaran hidup dari seorang gadis bermata
bulat, teduh, penuh kedamaian. Tepat sembilan tahun yang lalu, di bulan
September, awal perkuliahan kami. Aku seorang mahasiswa yang masuk universitas
tanpa tes, langsung dari jalur undangan. Babahku (ayah) yang menyarankanku
untuk mendaftar di universitas berbasis Islam di kota kelahiranku ini. Aku
menurut, beliau juga bilang kalau ilmu agama harus selalu dipelajari. Beliau
juga menyarankanku untuk mengambil jurusan apapun yang aku mau di kampus itu,
asal di kampus itu saja. Aku mengiyakan, dan aku memilih jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris di kampus itu. Aku tidak punya bakat untuk menjadi seorang guru,
terlebih lagi pendidik. Dan dari sini aku pelajari semuanya, dari gadis yang
suka memakai jilbab kuning kunyit itu.