Tinggal pilih entri yang kamu suka

Sunday, June 9, 2013

INC Region Medan – Ketika Bruce Lee Ala Kota Medan Berfreestyle


Masih ingat dengan salah satu bintang laga era 70-an yang sangat mahir menggunakan nunchaku atau di Indonesia dikenal dengan sebutan double stick?  
S
iapa lagi kalau bukan Bruce Lee.
Ternyata kepiawan Bruce Lee dalam bermain nunchaku, alat yang terdiri dari dua tongkat pendek yang berbeda ukuran panjangnya dan disambungkan dengan rantai atau tali, mampu menghipnotis masyarakat Indonesia, khususnya daerah Medan sendiri. Tepat pada tanggal 16 September 2011 Indonesian Nunchaku Club (INC) Region Medan diresmikan. “INC Region Medan bisa dikatakan sebagai sebuah komunitas, club olahraga maupun kelompok free style. Disini tidak ada gep antara anggota yang memiliki latar belakang kegiatan-kegiatan lain seperti taekwondo, karate, silat, dan lainnya,” ungkap Toni Manahan Purba, selaku kapten INC Region Medan.

Awalnya nunchaku berasal dari pulau Okinawa, Jepang. Nunchaku ini digunakan para petani untuk memecah padi-padian karena pada waktu itu para petani yang bukan  seorang samurai dilarang membawa benda tajam. Benda tajam itu disebut katana. Namun, akibat terdesak oleh kebutuhan untuk mempertahankan diri dari perampok, pencuri, atau orang jahat, para petani ini kemudian mengembangkan alat penumbuk padi menjadi sebuah senjata.
Karena nunchaku itu panjang makanya dimodifikasi agar mudah dibawa kemana-mana. Masing-masing panjang tongkat dari sebuah nunchaku berbeda-beda.  Satu bagian berukuran 40 Cm dan satu lagi 70 Cm. Tongkat yang panjangnya 40 Cm dipegang dan yang 70 Cm digunakan untuk memukul. Namun dalam perkembangannya Nunchaku lebih disesuaikan oleh kegunaan dan kenyaman para pemakainya.
Berdirinya INC Region Medan awalnya digagas oleh Mazza Rajula Yantoba dan Simon Petrus Kembaren. Sedangkan yang menaungi komunitas ini adalah Dodit Setiyohadi.  Komunitas ini terus memperkenalkan nunchaku kepada kaum muda Medan, meskipun banyak tantangan yang dituai.“Jumlah anggota yang pertama kali latihan sekitar 13 orang. Walaupun begitu, kami berusaha untuk lebih memperkenalkan nunchaku kepada semua kalangan, kami juga pernah memperkenalkannya di Lapangan Merdeka. waktu itu kami bermain firechuck (nunchaku fire/ nunchaku api) pada malam hari di sana. Kemudian ada dua orang satpol PP kebetulan lewat. Mereka sempat melihat-lihat atraksi kami sebentar. Karena mereka takut rumputnya terbakar, mereka menegur kami supaya jangan main api di sana,” ungkap Alvin Rizki selaku sekretaris INC Region Medan.
Walaupun baru seumur jagung, club ini sudah tampil di berbagai event seperti Pekan Semarak Akutansi Kreatif USU, Muda Creativity 5th Anniversary yang diadakan Kompas Muda, event yang diadakan SAHIVA. “Dan untuk ke depannya, kami bakal ikut serta dalam event drama musical dari SAHIVA” ungkap Alvin lagi.
Toni mengungkapkan bahwa belajar bermain Nunchaku tidak memakan waktu yang cukup lama asalkan tekun dan serius dalam berlatih. Bermain Nunchaku cukup bervariasi. Bagi yang sudah mahir dapat memainkan memainkan nunchaku secara ekstrem yaitu dengan memakai firechuck (nunchaku fire/nunchaku api). Sesuai namanya, nunchaku ini dimainkan dengan api.  Bagian ujung nunchaku diberi sumbu yang terbuat dari kain biasa atau Kevlar tipe K1, Lalu bagian sumbu itulah yang dibakar. Adapun teknik-teknik yang dilakukan ketika memainkan stick ini adalah teknik tornado, hurricane, figure 8, aerial, finger roll, thumb roll, asaku dan lain-lain. Komunitas ini dinilai kreatif karena stick yang mereka gunakan ada yang hasil karya mereka sendiri. “Kalau sticknya, kami buat sendiri, tapi ada juga yang kami beli secara online. Barangnya itu dari Jawa. Sticknya ada juga dijual di toko olahraga, tapi itu hanya jenis fighting”, sambung Toni.
Toni juga mengaku resah melihat teman-teman seusianya kurang selektif dalam memilih hobi. “Buat teman-teman yang candu dengan hobi-hobi yang melalaikan seperti game online, hobi itu sebaiknya dikurangi. Boleh bermain game online tapi jangan sampai eggak tahu waktu yang pada akhirnya melupakan kewajiban kita sebagai seorang manusia,” ungkapnya miris.
(Nurul Hilmah, Susanto, Fitri Sari)

1 comment:

  1. Wah, kalau sekarang masih ad gak kak komunitasnya? Seru itu. Mau belajar juga yang double stick nya 😂

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya ^_^

Salam Cahaya ^_^