Bukan
seperti yang kukenal
Sebenarnya ini kisah lama. Aku tulis pada tanggal 19 November 2011. So untuk membuang suntuk sobat-sobat sekalian, dibaca ya!
***
Malam
ini aku gak bisa tidur. Entah kenapa… tapi mungkin karena aku udah tidur
sehabis Isya tadi. Aku gak tahu harus curhat ke siapa lagi. Rasanya udah gak
ada orang yang mengerti kondisiku saat ini. Hatiku benar-benar galau. Aku
seolah masuk kedalam lembah hati manusia yang mungkin dia orang yang salah.
Memang bukan tentang asmara yang ingin aku ceritakan disini. Tapi ini sebuah
kegundahan hatiku, kelogikaanku bahkan perasaanku.
Seandainya
pembaca yang mengalami dilematis seperti ini, apakah pembaca masih bisa
menerima dia dalam hidup pembaca? Ia yang selalu berusaha membuatmu jatuh
cinta, memaksamu untuk tetap berada di sampingnya, mencuri perhatianmu. Lalu
apakah pembaca tidak jatuh cinta dengan orang tersebut. Kalau jawabannya “iya”,
maka aku benar-benar tak bisa percaya dengan pembaca sekalian.
Aku tak
tahu harus sedetail apa menjelaskannya tapi yang kutahu saat ini dia orang baik
di mataku. Selalu menghadirkan getaran-getaran segar di setiap helaan nafasnya.
Namun di mata orang lain? Ia jauh berbeda, sama sekali bukan orang yang kukenal!
Lalu, apakah ia memakai topeng di depanku atau hanya sebuah modus belaka untuk
mendekatiku? Hah?! aku tak ingin menjawab dua opsi itu yang menurutku hanya
menggores luka di hatinya. Aku sama sekali tak ingin membiarkan hal-hal negatif
tentangnya bersarang di otakku dan perasaanku. Bagiku, dia adalah makhluk yang
sempurna namun dibalut dengan kekurangan-kekurangan yang tampaknya nyata. Aku
menghargai itu. Semoga waktu terus menjadikannya sempurna.
Memang
tak ada yang mengerti tentang kami. Bahkan kami sendiri pun saling tak
mengerti. Seumur hidupku, ini yang pertama kalinya mengenal manusia seperti
dia. Semua tingkahnya justru membuatku semakin simpatik. Entah apalah itu.
Namun yang kusayangkan saat ini, kenapa dia bukan seperti orang yang kukenal
dulu? Ia berubah. Sekarang aku tak lagi kagum dengannya. Hanya sebatas
menghargai apa yang ia lakukan untukku. Aku cukup berterimakasih atas apa yang
telah ia korbankan demi diriku terlebih lagi waktunya. Semoga Allah mengganti
waktu yang ia luangkan hanya untuk melindungiku.
“Aku
ingin kau seperti dulu. Bukan seperti kau saat ini. Aku rindu dengan lelucon
konyolmu. Dengan semua gombalanmu. Dengan semua senyum tulusmu. Aku rindu…
entah seperti apa kerinduan ini. Mungkin dalam, sedalam samudra di lautan atau
bahkan lebih dalam lagi. Tak bisa kau ukur sobat! Kembalilah seperti dulu.
Membuatku tersenyum dan semangat lagi”.
Mungkin
aku tampak egois dengan tulisan ini, tapi yang pasti ini sebuah tulisan yang justru
membuatku lega. Lega karena telah mampu menulisnya. Lega karena telah mampu
mengeluarkannya dari hatiku. Sekali lagi “kembalilah ke jati dirimu yang
sebenarnya. Tolong jangan tebarkan kebohongan lagi! karena aku tak sanggup
mendengar kebohongan itu keluar dari mulutmu. Aku tak bisa
mendengarnya…ikutilah apa yang ada di hatimu sekarang. Jika tidak kau akan
menderita. Sama sepertiku… kelak kau akan menyesal karena telah membohongi
semuanya. Dan kelak kau akan sakit dengan caramu sendiri. Yakinlah… detik ini
aku masih ada di sisimu”.
Aku
menunggumu sobat!
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya ^_^
Salam Cahaya ^_^