Tinggal pilih entri yang kamu suka

Friday, February 1, 2013


Curcol Novel
I

Aku tak pernah mengenal cinta sebelum kau mengukir kisah hidupku. Kau bagai angin yang selalu berhembus mendinginkanku. Kau juga bagai air yang menghilangkan dahagaku. Namun sayang kau juga seperti embun yang lenyap sehabis pagi.

Kau pernah memaksaku untuk terus bersamamu. Dalam setiap detik aku tahu kau selalu mengkhawatirkanku. Kau membiarkanku untuk menikmati semua rekayasa yang kau toreh dalam kisahku. Aku berharap itu akan indah. Seindah pelangi sehabis hujan, penuh warna. Semanis coklat yang pernah kau sisakan untukku kala itu. Dan seindah doa yang pernah kau panjatkan pada Tuhan ketika aku berada dalam keterpurukan.

Mengapa Tuhan membiarkan aku bahagia bersamamu. Hari-hari itu membuatku yakin bahwa takdirku akan bermuara tepat di hatimu. Namun mengapa akhirnya berbeda? Ketika benih cinta itu sudah hampir menguning, tangan Tuhan tidak membiarkan kita bersama. Aku letih.

Akhirnya aku mengerti bahwa itu hanyalah sebuah rasa yang harusnya tak kuanggap berbeda. Ya, sebuah rasa yang seharusnya tidak berdampak di hatiku. Tunjukkan aku jalan agar aku tahu bagaimana menghapusmu? Tunjukkan jalan padaku agar aku tahu bahwa itu bukan cinta. Mengapa akhirnya begini? Aku ingin kau memperlakukanku seperti wanita-wanita lain. Tidak pernah memaksa. Kalau akhirnya hanya menimbulkan luka, lebih baik ini tidak terjadi sama sekali.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah berkunjung ke blog saya ^_^

Salam Cahaya ^_^